FARMANDEH.NET, JAKARTA— Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta, menyatakan bahwa salah satu reformasi besar yang akan dilakukan oleh Partai Gelora jika diberikan kesempatan untuk memimpin negara ini adalah melakukan revolusi total terhadap Sistem Pendidikan.
Menurut Anis Matta, sistem pendidikan saat ini tidak mampu menghasilkan individu yang mampu berpikir secara kompleks, karena unsur-unsur kepribadian manusia tidak terpenuhi dengan baik sejak awal.
Ia menyebutkan contoh pelajaran sastra, seni, dan musik yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup di kalangan masyarakat. Padahal, pada pelajaran tersebut terdapat pergolakan budaya global dalam era globalisasi saat ini.
Anis Matta menyatakan bahwa negara-negara seperti Amerika, Korea, India, dan China sedang berlomba-lomba untuk memproduksi produk kebudayaan mereka agar bisa mempengaruhi dunia.
Ia menekankan bahwa temuan teknologi tidak hanya bergantung pada kemampuan sains seseorang, tetapi juga didorong oleh imajinasi. Menurutnya, kurangnya imajinasi di kalangan masyarakat menjadi hambatan dalam menghasilkan pemimpin politik dan pejabat publik yang memiliki imajinasi besar.
“Jadi kalau kita melihat temuan teknologi itu bukan hanya sekedar berpikir kemampuan scientfic orang. Kalau kata Einstein itu imajinasi, yang lebih penting dari science itu sendiri. Itu semua di-drive oleh imajinasi, tapi di kita umumnya kurang imajinatif,” ujarnya.
Menurut Anis Matta, sistem pendidikan saat ini perlu mengalami perubahan total agar semua orang dapat berpikir secara kompleks dan memiliki imajinasi. Ia menekankan bahwa pemimpin di seluruh dunia berhasil karena memiliki imajinasi.
Selain mereformasi sistem pendidikan, Partai Gelora juga akan mendorong penggunaan bahasa Indonesia oleh pemimpin dan pejabat dalam forum-forum internasional. Anis Matta menyoroti kebiasaan beberapa pemimpin Indonesia yang lebih suka menggunakan bahasa Inggris, seolah-olah berbahasa Inggris merupakan tanda kecerdasan dan keberpendidikan.
Ia menyebutkan bahwa pemimpin seperti Vladimir Putin, Recep Tayyip Erdogan, Xi Jinping, dan mantan Presiden Soeharto tidak pernah menggunakan bahasa Inggris, tetapi bangga menggunakan bahasa mereka sendiri.
Anis Matta berpendapat bahwa bahasa Indonesia atau Melayu memiliki lebih dari 300 juta pengguna, dan seharusnya bangga dengan hal tersebut. “Harusnya kita mendapatkan hadiah nobel sastra sebagai negara pengguna bahasa Indonesia yang sangat besar. Ini sangat miris,” katanya.
Anis Matta menekankan bahwa kunci utama terletak pada sistem pendidikan, karena sistem tersebut tidak mendorong individu untuk berpikir secara kompleks. Ia menginginkan individu mampu berpikir secara komprehensif dan kompleks, bukan hanya kritis atau logis. Menurutnya, hal tersebut akan menghasilkan penemuan-penemuan baru yang sebelumnya tidak ada.
Anis Matta juga mengungkapkan kekagumannya terhadap sastrawan seperti Chairil Anwar dan Pujangga Baru yang karyanya tidak pernah bosan untuk dibaca. Ia mencatat adanya kontradiksi di masyarakat Indonesia, baik dalam karya sastra maupun warisan budaya seperti Candi Borobudur. Ia menyayangkan kurangnya kelanjutan dalam berbagai aspek, termasuk sastra, produk budaya, dan bidang lainnya.
Dalam industri perfilman, Anis Matta menyatakan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan teknis di industri tersebut, tetapi negara tidak memberikan dukungan dan bantuan untuk membesarkannya. Semua kegiatan tersebut dikelola oleh sektor swasta. Partai Gelora bermimpi untuk menciptakan “Cinema City” yang akan menjadi proyek strategis bagi pemerintah.
“Ini lebih strategis bagi pemerintah untuk membuat proyek seperti ini, daripada proyek lain. Di situ ada industri perfilmannya, teknolginya perbankan, universitas, dan ekonomi kreatifnya dan lain-lain semua terkumpul di situ,” ujarnya.
Anis Matta menegaskan bahwa sistem pendidikan memegang peran kunci dalam semua ini. Pendidikan seni diharapkan mampu menghasilkan produk kebudayaan yang menjadi keunggulan Indonesia, sebagaimana yang telah dicapai oleh Korea. Dengan menggabungkan keunggulan budaya, kemajuan ekonomi, dan kekuatan teknologi, Indonesia diharapkan menjadi kekuatan baru yang kuat di tingkat global.
Originally posted 2023-06-07 12:42:54.