Fahri Hamzah Sebut Manuver Politik Parpol dan Capresnya Hanya Drama yang Tidak Bermanfaat

Gambar Gravatar
Fahri Hamzah
Fahri Hamzah kritik parpol dan capresnya yang selama ini hanya mempertontonkan drama politik yang tidak bermanfaat.

FARMANDEH.NET, JAKARTA— Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah, menyatakan bahwa peta dukungan terhadap calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bisa berubah tergantung pada situasi dan kondisi politik saat ini.

Pasalnya, waktu pendaftaran bakal capres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru akan dibuka pada 19 Oktober 2023, dan pengumuman capres baru akan dilakukan pada 25 November 2023. Itu artinya masih ada banyak waktu agar peta dukungan capres berubah.

Saat ini, terdapat tiga calon presiden yang telah muncul, yaitu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ketiganya sudah memiliki dukungan partai politik (parpol).

Bacaan Lainnya

Fahri Hamzah mengkritik manuver beberapa parpol koalisi, termasuk capres yang diusungnya, yang terlihat semakin intensif. Menurutnya, hal ini hanyalah sebuah drama yang tidak memberikan manfaat yang nyata bagi rakyat.

“Di masa lalu (pemilu sebelumnya, red) calon-calon itu baru muncul last menit, bahkan dalam hitungan 1×24 jam. Artinya, pertemuan-pertemuan ini sebenarnya, sekali lagi hanya sebuah drama,” Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini.

Fahri berpendapat bahwa kecuali pertemuan tersebut berfokus pada perdebatan substansial. Misalnya membahas platform koalisi di masa depan, maka pertemuan tersebut tidak memiliki makna yang signifikan.

Fahri menyebut bahwa koalisi yang ada saat ini hanya merupakan drama untuk menarik perhatian media, dengan konteksnya hanya sebatas pertemuan belaka. Publik sebenarnya ingin tahu apakah koalisi tersebut akan memiliki pengaruh terhadap kebijakan negara di masa depan.

Fahri menjelaskan bahwa pada akhirnya, momen yang penting adalah 75 hari kampanye. Hal ini berarti pertemuan-pertemuan yang terjadi saat ini hanya menjadi sebuah drama yang tidak bermanfaat bagi masyarakat.

Terakhir, Fahri mengingatkan elit dan pemimpin Indonesia bahwa pemilu bagi rakyat adalah tentang memilih pemimpin dengan berbagai latar belakang pemikiran, janji-janji, dan rekam jejaknya untuk masa depan.

“Apa yang dia (calon pemimpin) pikirkan, mau dibawa kemana bangsa ini? Hal-hal itu tidak boleh ditutupi hanya sekedar basa basi seperti yang terjadi selama ini,” pungkas mantan elit PKS ini.

Originally posted 2023-06-18 11:47:32.

Gambar Gravatar

Penulis partikelir. Menulis apa saja yang terkait politik dan budaya pop.

Pos terkait