Dua Kepala DPRD Sulsel yang tidak maju, membuka peluang bagi calon baru

Gambar Gravatar
Dua Kepala Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan yang tidak maju, membuka peluang bagi calon baru
Dua Kepala Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan yang tidak maju, membuka peluang bagi calon baru

MAKASSAR, FARMANDEH.NET – Daerah Pemilihan (Dapil) VI (Maros, Pangkep, Barru, Parepare) menjadi arena pertempuran antara petahana dan calon baru. Terlebih lagi, dua Kepala DPRD Sulsel di dapil ini dipastikan tidak maju lagi di DPRD Provinsi.

Ketua DPRD Sulsel dari partai Golkar, Andi Ina Kartika Sari, dan Wakil Ketua DPRD Sulsel, Ni’matullah dari Demokrat, tidak akan lagi berfokus pada DPRD Provinsi. Andi Ina Kartika Sari (Golkar) dan Irwan (NasDem) akan fokus pada Pemilihan Kepala Daerah.

Andi Ina Kartika Sari akan fokus pada Pilkada Barru, sedangkan H. Irwan akan fokus pada Pilkada Pangkep yang akan datang pada tahun 2024. Sementara itu, Ni’matullah (Demokrat) memilih naik kelas dengan mencari kursi di DPR RI. Anwar Recca (PKB) juga memutuskan untuk tidak maju lagi karena masalah kesehatan.

Bacaan Lainnya

Dari PKB, ada Havid S. Fasha, Harianto La Lossong Albarr, Sitti Rabiah, Andi Muh Ridha, Hasnia, Abd Gaffar, Syamsul, Faradila Abdal. Ada juga Akbar Polo (PAN), Ilham Najmuddin (Gerindra), Arsyad Yunus (PAN), Muslim Salam (NasDem), dan Ketua NasDem Maros Sahiruddin Malik. Juga ada Ketua DPC Demokrat Kabupaten Barru, dr. Ardiatma, dan Muhammad Yulianto Badwi (Golkar), suami Andi Ina Kartikasari.

Sementara itu, para petahana saat Pemilu 2019, beberapa kader partai politik yang mewakili dapil ini antara lain Anwar A. Recca (PKB) dengan 11.363 suara, Andi Nirawati (Gerindra) dengan 18.114 suara (namun kemudian digantikan karena maju dalam Pilkada Pangkep 2020), Rahmat Muhayyang (PDIP) dengan 10.000 suara, Sofyan Syam (Golkar) dengan 36.207 suara, Ina Kartika Sari (Golkar) dengan 19.652 suara, Irwan (NasDem) dengan 12.827 suara, Muzayyin Arif (PKS) dengan 20.706 suara, AM Irfan AB (PAN) dengan 36.212 suara, dan Ni’matullah (Demokrat) dengan 9.595 suara.

Salah satu calon pengganti Ni’matullah dari partai Demokrat, yaitu Ketua DPC Demokrat Kabupaten Barru, dr. Ardiatma, menyatakan bahwa keputusannya untuk ikut dalam kontestasi politik didorong oleh masyarakat, keluarga, dan kerabat. Mereka yakin dapat memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, terutama di sektor kesehatan.

“Kesehatan masyarakat harus ditingkatkan. Pelayanan kesehatan harus dapat diakses dengan cepat, mudah, dan terjangkau, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah,” katanya.

Oleh karena itu, kehadiran dokter atau tenaga kesehatan di lembaga legislatif sangat penting, sehingga mereka dapat dengan mudah dan cepat memperjuangkan hal tersebut.

“Dalam politik, kita dapat memberikan masukan dan kolaborasi nyata untuk membangun daerah. Semua kebijakan dikompromikan dan disahkan melalui politik,” ujarnya.

“Saya berdoa dan memohon agar langkah yang saya ambil dapat dimuluskan dan dilancarkan demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat di masa depan. Mohon dukungan dari semua,” ungkapnya.

Sementara itu, Andi Kartika Sari menjelaskan mengenai keputusannya untuk tidak maju lagi dalam pertarungan politik. Dia menyatakan bahwa setiap orang yang terlibat dalam dunia politik pasti memiliki cita-cita politik.

“Bagi DPRD Provinsi, posisi Ketua sudah merupakan titik tertinggi, jadi saya membutuhkan penyegaran. Oleh karena itu, saya tidak maju lagi sebagai calon legislatif dan memberikan kesempatan kepada kader-kader Golkar lainnya,” ujarnya.

“Cita-cita politik saya adalah menjadi kepala daerah, yang merupakan basis saya di Barru,” tambahnya.

Oleh karena itu, dia memberikan kesempatan kepada suaminya, Muhammad Yulianto Badwi, untuk bertarung dalam Pileg 2024.

Ketua DPRD Sulsel ini dianggap sebagai calon yang potensial untuk bertarung dalam Pilkada Barru. “Bagi saya, dalam mencari kekuasaan, kita tidak boleh mengikuti keinginan nafsu sendiri. Kita juga harus memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbakti,” jelasnya.

“Saya sudah menyampaikan keputusan saya kepada DPP dan mereka telah memahami dan menerima keputusan saya,” tambahnya.

Bagaimana peluang bagi calon baru yang akan bertarung di Dapil VI Sulsel tersebut? Nursandy Syam, Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), menyebutkan bahwa peluang calon legislatif baru tetap terbuka untuk terpilih dalam Pileg 2024 mendatang.

“Terlebih lagi, Golkar dan Demokrat di Dapil VI tidak lagi mendukung Andi Ina Kartika dan Ni’matullah. Otomatis, pertarungan menjadi lebih terbuka bagi calon legislatif baru,” ujarnya pada Jumat (26/5/2023).

Namun, menurutnya, keterpilihan calon legislatif baru akan ditentukan oleh beberapa faktor. Pertama, kekuatan figur. Hal ini terkait dengan citra diri yang dibangun. Kedua, pemetaan politik.

Calon legislatif baru harus memahami dengan baik medan pertarungan yang dihadapi. Ketiga, tim sukses. Bagaimana calon legislatif dapat membangun tim sukses yang setia dan solid.

“Keempat, manajemen logistik. Pengelolaan logistik yang baik akan menjaga ritme pergerakan tim. Terakhir, strategi. Calon legislatif harus menggunakan strategi yang tepat untuk meraih keterpilihan,” demikian saran yang diberikannya.

Sementara itu, Syaifuddin, Direktur Lembaga Kajian Isu-isu Strategis (LKIS), menyatakan bahwa ada ruang pertarungan yang luas karena dua pimpinan DPRD Sulsel, yaitu Andi Ina dan Ulla, tidak mencalonkan diri di dapil tersebut.

“Ini akan membuat ruang kontestasi menjadi lebih besar dan luas. Meskipun masih ada petahana yang tetap berada di dapil tersebut,” katanya.

Dia melanjutkan bahwa para calon baru setidaknya harus bersaing dengan suara dari kedua petahana yang tidak maju lagi di dapil tersebut. Namun, Pemilu 2024 akan berbeda dengan Pemilu 2019 yang lalu.

“Oleh karena itu, para calon baru setidaknya harus memiliki elektabilitas yang baik dan aksesibilitas yang kuat untuk mendapatkan suara. Inovasi juga penting dalam mempengaruhi publik, termasuk gagasan-gagasan visi dan misi,” tambahnya.

Sebagai mantan aktivis ’98, dia menilai bahwa calon baru minimal harus unggul dalam gagasan, karena politik tidak hanya tentang orientasi kekuasaan, tetapi juga tentang apa yang harus dilakukan setelah berada di posisi tersebut. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi, bukan sekadar euforia.

Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang suara calon-calon petahana dari Pemilu 2019 dalam Dapil VI (Maros, Pangkep, Barru, Parepare):

No.Nama CalonPartaiSuara Pemilu 2019
1Anwar A. ReccaPKB11.363
2Andi NirawatiGerindra18.114
3Rahmat MuhayyangPDIP10.000
4Sofyan SyamGolkar36.207
5Ina Kartika SariGolkar19.652
6IrwanNasDem12.827
7Muzayyin ArifPKS20.706
8AM Irfan ABPAN36.212
9Ni’matullahDemokrat9.595

Sumber: Rakyat Sulsel

Originally posted 2023-05-27 14:20:09.

Gambar Gravatar

Jurnalis, Editor, Reporter, Penulis Konten Web, Web Developer.

Pos terkait